Impresi Awal Lupercallia Trial - Bermain Peran

Dimaru Permana
Oleh Dimaru Permana  Pada
Impresi Awal Lupercallia Trial - Bermain Peran

Keberadaan video game saat ini menjadikan salah satu media terbaik untuk memperkenalkan kebudayaan citarasa klasik. Tema dibungkus semenarik mungkin lewat cerita, musik hingga pengisi suara yang terlibat.

Meikei no Lupercalia VN garapan developer sekaligus publisher Uguisu Kagura ini dikenal dengan proyek vn long-play (30-50 jam permainan). Proyek terbarunya ini berfokus pada tema pementasan seni teater klasik.

Trial dibuka dengan memperkenalkan mc Sewa Tamaki dan Kurashina Futaba diundang untuk menonton pementasan seni teater. Terkesima dengan penampilannya, Futaba memutuskan untuk terjun ke dunia seni tersebut.

Perhatian utama tertuju pada voice acting. Membicarakan teater berarti bermain peran. Para seiyuu sendiri terlihat begitu hidup, bagaimana suaranya ketika berada di kehidupan sehari-hari, dan ketika berada diatas panggung begitu berbeda, menghayati penuh peran yang tengah dimainkan.

Interaksi antar karakter juga terhitung dinamis profesional. Hampir semua elemen “dere” dihadirkan dengan baik dari beberapa karakter menggunakan beberapa diantara-nya. Tetapi ini hanya berlaku pada karakter utama dan pendukung saja. Sisanya? tetap sama seperti baca naksah tanpa penjiwaan.

Ketika berada diatas panggung, visual berubah menjadi lukisan klasik untuk mendukung dongeng teater yang tengah dipentaskan. Tidak sekadar gambar diam, beberapa kali visual akan berubah seiiring berjalannya cerita dan narasi dari aktor/aktris itu sendiri.

Meikei no Lupercalia menjadi VN paling diatisipasi untuk kami secara personal karena fokusnya adalah pada voice acting. Meskipun begitu, versi trial ini seolah dibuat kurang sebelum versi penuh rilis. Pendukung utama pertujukan seni teater adalah musik yang dipamerkan pada versi trial ini begitu sederhana.

Game ini akan direncanakan rilis, 26 Februari 2021 Japan only! Bagi Anda yang tertarik dengan trial-nya bisa mengunduh via halaman situs resminya.

Komentar

comments powered by Disqus