Review 1998 The Toll Keeper Story - Penuh Dilema
Pada
Kelamnya Indonesia pada tahun 1998 benar-benar digambarkan secara nyata pada game ini. Meskipun eksekusinya jelas mengusung fiksi agar tidak ada pihak yang tersinggung, tetapi kita tahu arahnya kemana. Meskipun begitu, eksekusinya termasuk rapi susah bilamana terjadi somasi.
1998: The Toll Keeper Story game buatan the game changer ini berhasil melebur elemen sandbox sederhan penuh dengan pilihan yang mempengaruhi moral. Bukan sekadar buka tutup pintu tol ada kisah yang menarik, jauh lebih menarik daripada main story-nya itu sendiri.
Anda akan bermain sebagai karakter bernama Dewi, seorang pegawai penjaga tol yang tengah hamil besar ditengah krisis di Ibukota negara Janapa, Metro. Hari-hari biasa ia lalui untuk bertahan hidup, ia juga memiliki seorang suami bernama Heru seorang supir taxi. Kehidupan mereka bisa dibilang “aman” walaupun ekonomi menjadi musuh utama mereka.
Gameplay-nya sangat sederhana, dimana sebagian besar seperri rutinitas kerja yang terus berulang. Menariknya tiap pergantian hari akan selalu ada aturan yang membuat menarik adalah, selalu ada pilihan moral yang harus diambil. Pemain bisa bersikap iba, maupun tegas.
Selalu ada aksi dan konsekuensi dalam mengambil keputusan. Game ini juga memposisikan diri anda sebagai seorang pekerja dimana akan bersikap baik atau tidak. Tentu sebagian besar berdampak pada ending nantinya. Namun ada satu hal yang tidak bisa diterima adalah pilihan minor kita tidak berdampak signifikan kepada gameplay> Memang harapan kami terlalu tinggi bilamana semuanya ada algoritmanya, tapi setidaknya gameplaynya dibuat jauh lebih simpel.
Kemunculan NPC pada game ini dibagi 2, ada seuai script ada yang random. Sesuai script seuai nanmanya kalian akan bertemu mereka baik di awal, hingga akhir pergantian hari. Sementara random akan muncul berbeda pada setiap walktrough, semisal Anda melakukan kesalahan dan melakukan restart, bisa namun output npc random memmbuatnya lebih menantang.
Sementara untuk story utama disajikan dengan 2 cara, secara visual novel dan catatan harian si Dewi. Beberapa tindakan kita juga mempengaruhi cerita nantinya, namun sayangnya tidak semua disajikan seakan kisah-kisah minor saat gameplay tidak memberikan dampak khusus seperti kesehatan mental Dewi misalnya. Bisa dibilang mereka juga masih bermain aman untuk tidak menyinggung pihak tertentu.
Secara keseluruhan, 1998: The Toll Keeper Story berhasil membawa kita ke masa kelam tersebut meksipun tidak terlahir pada saat itu. Sempurna? Tidak, bagus? Banget! Beberapa kekurangan menurut kami sendiri adalah saat Dewi mulai membaca isi catatanya dengan dub yang kurang menghayati, padahal isinya menyentuh hati ditemani dengan musik mengalun yang pas. Kedua, aktivitas minor pada gameplay tidak memberikan dampak cukup besar untuk ending, meskipun bad ending tetap tidak begitu nendang.
Kelebihan:
- Gameplay Sandbox yang menantang
- Puitis
- Story yang cukup berani
- Aetwork yang menarik
Kekurangan:
- Aksi dan konsekuensi kurang
- Masih bermain aman soal cerita utama







Komentar